MIRIS! Kondisi memprihatinkan dari seorang EKO DJ "Jinny oh Jinny" yang kondisinya ...

Kabar Cepet - Kondisi menyedihkan dialami bintang sinetron dan pelawak, Eko Koeswoyo atau Eko DJ (64). Saat dirinya vakum dari layar kaca, bersamaan pula sinetron dibintanginya "Jinny Oh Jinny" tayang lagi pada stasiun televisi swasta, anggota kelompok lawak "Srimulat" tersebut jatuh sakit.
Bahkan, sempat dikabarkan kritis dan dirawat di rumah sakit.

MIRIS! Kondisi memprihatinkan dari seorang EKO DJ "Jinny oh Jinny" yang kondisinya ...
Eko DJ dalam keadaan sakit
http://cdn2.tstatic.net/
Dari foto beredar, mata pemeran Pak Baroto dalam "Jinny Oh Jinny" tersebut terlihat meredup, pipinya bengkak, tubuhnya lemas dan kurus.
Kulitnya terlihat agak lebih gelap dibanding sebelumnya.
Sejumlah komedian, semisal Doyok, Kadir, dan bintang "Jinny Oh Jinny" lainnya yang prihatin pun datang membesuk Eko.
Mereka membesuk di rumah, bukan di rumah sakit.

Penyakit apa gerangan diderita "Pak Baroto"?
Cek per cek, ternyata diabetes dan gagal ginjal kronis. Diabetes Diderita 8,5 Juta Orang

Dikutip dari Alodokter.com, diabetes (diabetes melitus) adalah penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang jauh di atas normal.
Glukosa sangat penting bagi kesehatan kita karena merupakan sumber energi utama bagi otak maupun sel-sel yang membentuk otot serta jaringan pada tubuh kita.
Penyakit ini memiliki dua jenis utama, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara terbesar penderita diabetes.

Pada tahun 2013, penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 8,5 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun (dikutip dari Federasi Diabetes Internasional), tetapi kurang dari 50 persen dari mereka yang menyadarinya.
Apa Saja Gejala Diabetes? Sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui gejala awal diabetes. Baik bagi yang berisiko tinggi maupun bagi yang merasa sehat dan tidak memiliki riwayat atau potensi mengidap diabetes.
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap diabetes selama bertahun-tahun karena gejalanya cenderung tidak spesifik.
Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
- Sering merasa haus.
- Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
- Rasa lapar yang ekstrem.
- Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Berkurangnya massa otot.
- Terdapat keton dalam air seni. 
  Keton adalah produk sampingan dari metabolisme otot dan lemak yang terjadi ketika produksi insulin tidak cukup.
- Kelelahan.
- Pandangan yang kabur.
- Luka yang lama sembuh.
- Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri Anda ke dokter.Pendeteksian sedini mungkin memungkinkan kita untuk mencegah bertambah parahnya kondisi diabetes kita.
Pengaruh Hormon Insulin dan Diabetes Seluruh sel dalam tubuh manusia membutuhkan glukosa agar dapat bekerja dengan normal.

Kadar zat gula dalam darah biasanya dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Tetapi organ pankreas milik penderita diabetes tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Sekilas tentang Diabetes Tipe 1
Penderita diabetes tipe 1 sangat bergantung kepada insulin karena sistem kekebalan tubuh penderita akan menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.
Hal ini memicu peningkatan kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Hingga saat ini, penyebab di balik diabetes tipe 1 belum diketahui secara pasti. Penderita jenis diabetes ini umumnya berusia di bawah 40 tahun, biasanya muncul pada masa remaja atau anak-anak. Karena itu, diabetes tipe 1 juga disebut sebagai diabetes anak-anak.
Diabetes tipe 1 lebih jarang terjadi dibandingkan dengan diabetes tipe 2. Di antara 10 orang penderita diabetes, diperkirakan hanya sekitar 1 orang yang mengidap tipe 1.
Selain harus menerima suntikan insulin setiap hari, penderita diabetes tipe 1 juga disarankan untuk menjaga kadar glukosa dalam darah agar tetap seimbang.
Misalnya dengan menerapkan pola makan sehat dan menjalani tes darah secara rutin.

Sekilas tentang Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih umum terjadi. Sekitar 90 persen penderita diabetes di dunia mengidap diabetes tipe ini. Diabetes jenis ini disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dalam tubuh atau sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin.
Kekurangpekaan sel-sel tubuh ini dikenal dengan istilah resistensi terhadap insulin. Gejala pada penderita diabetes tipe ini biasanya dapat dikendalikan dengan pola makan sehat dan memantau kadar glukosa dalam darah.
Tetapi, tetaplah waspada karena penyakit ini akan terus berkembang dalam tubuh dan lambat laun Anda akan membutuhkan langkah pengobatan. Diabetes tipe 2 sering dihubungkan dengan obesitas.
Memang tidak semua orang yang mengidap obesitas akan otomatis menderita diabetes tipe 2. Tetapi, makin tinggi indeks massa tubuh seseorang, maka risiko diabetes tipe ini juga meningkat. Diabetes akibat obesitas umumnya menyerang para manula.

Gagal Ginjal
Dikutip dari Alodokter.com, penyakit ginjal kronis atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan istilah gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal mulai menurun secara bertahap.
Indonesia Renal Registry mendefinisikan gagal ginjal kronis sebagai kerusakan ginjal, dapat berupa kelainan jaringan, komposisi darah dan urine atau tes pencitraan ginjal, yang dialami lebih dari tiga bulan.
Status GGK berubah menjadi gagal ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD) ketika ginjal tidak lagi berfungsi.

Pada stadium ini biasanya telah terjadi penumpukan limbah tubuh, cairan, dan elektrolit yang bisa membahayakan tubuh jika tanpa dilakukan penyaringan buatan (dialisis/cuci darah) atau transplantasi ginjal.
GGK sendiri, biasanya tidak menimbulkan gejala sehingga membuat pengidap penyakit ini biasanya tidak menyadari gejalanya hingga mencapai stadium lanjut.
GGK biasanya terdeteksi pada stadium dini ketika dilakukan pemeriksaan darah atau urine.

GGK stadium lanjut umumnya mengalami gejala: sesak napas, mual, kelelahan, mengalami pembengkakan pergelangan kaki, kaki, atau tangan karena terjadi penumpukan cairan pada sirkulasi tubuh, sesak napas, serta munculnya darah dalam urin.
Pemeriksaan darah dan urin secara teratur setiap tahun sangat disarankan bagi orang-orang yang berisiko tinggi mengidap penyakit ginjal kronis.
Anda termasuk berisiko tinggi, antara lain jika memiliki tekanan darah tinggi, mengidap diabetes, dan memiliki riwayat keluarga pengidap penyakit ginjal kronis.

Fungsi Ginjal dan Penyebab Gagal Ginjal Kronis
- Ginjal terletak di bawah tulang rusuk.
- Bentuknya menyerupai sepasang kacang di kedua sisi tubuh.
- Ginjal berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine.
- Ginjal juga memiliki berbagai fungsi lain yang tidak kalah penting, yaitu:
- Mengatur kadar bahan kimia dalam tubuh sehingga membantu jantung dan otot agar bekerja dengan baik.
- Membantu mengatur tekanan darah.
- Memproduksi zat sejenis vitamin D yang menjaga kesehatan tulang.
- emproduksi hormon glikoprotein disebut erythropoietin yang membantu merangsang produksi sel-sel darah merah.

Beberapa kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi menjadi beberapa penyebab terjadinya gagal ginjal kronis.
Dalam jangka panjang, kondisi-kondisi ini menyebabkan kerusakan pada ginjal sehingga fungsi ginjal menurun.

Pengidap Penyakit Gagal Ginjal Kronis di Indonesia
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 oleh Kementrian Kesehatan RI, sebanyak 0.2 persen dari total jumlah penduduk Indonesia mengalami kondisi ini. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan daerah dengan angka tertinggi yaitu, 0.5 persen dari total jumlah penduduk di provinsi tersebut.
Dari data 7th Report of Indonesian Renal Registry tahun 2014, pasien gagal ginjal yang melakukan cuci darah paling banyak disebabkan karena hipertensi (37persen).
Diikuti diabetes (27 persen), dan kelainan bawaan (10 persen).

Berbagai Cara Penanganan Gagal Ginjal Kronis
Terdiagnosis mengidap GGK dapat membuat Anda dan kerabat merasa cemas.
Berkonsultasi dengan dokter dan sesama pengidap dapat membuat Anda menemukan cara agar penyakit ini tidak mengambil alih hidup Anda.
Ini dikarenakan memang tidak ada obat yang dapat menyembuhkan gagal ginjal.
Perawatan terhadap penyakit ini hanya berfokus memperlambat atau menghentikan perkembangan penyakit dan mencegah munculnya kondisi serius lain.
Selain itu, terapi juga bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul akibat GGK.
Perubahan yang terjadi dalam sirkulasi tubuh membuat pengidap penyakit ginjal kronis menjadi lebih berisiko menderita stroke atau penyakit jantung.
Pada penderita gagal ginjal stadium akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD) harus dilakukan cuci darah atau transplantasi ginjal untuk menggantikan fungsi ginjal yang telah rusak.
Agar Terhindar dari Gagal Ginjal Kronis
Pengidap kondisi-kondisi tertentu yang berisiko mengarah ke penyakit ginjal kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi disarankan untuk mewaspadai perkembangan penyakit mereka.
Perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, berolahraga teratur, menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat merusak ginjal dan menghindari kelebihan konsumsi minuman keras akan membantu mencegah terjadinya gagal ginjal.

Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2016/10/25/kondisinya-menyedihkan-siapa-sangka-kalau-eko-dj-pak-baroto-ternyata-kena-2-penyakit-ganas-ini?page=all   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hebooh..!!! Cerita Tentang Dosen Gaib di UAD Yogya Yang Mengajar Jam Setengah 6 Sore, Bikin Merinding...Ini Ceritanya...

Kenali Ciri-ciri Orang Pemelihara Tuyul Pencuri Uang - Ternyata Banyak Tanda Yang Kita Sering..

Muslim Wajib Tahu !!! Dajjal Memiliki 7 Perjanjian Dengan Allah, Namun 3 Di Antaranya Tidak Akan Di Kabulkan Allah Swt, Ini Sebabnya...